Minggu, 14 November 2010

SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU TENTANG MASYARAKAT
A. DEFINISI SOSIOLOGI
Secara harfiah sosiologi berasal dari kata socius (Latin=teman) dan logos (Yunani=kata, perkataan atau pembicaraan).
Arti harfiah sosiologi adalah membicarakan, memperbincangkan teman pergaulan (ilmu pengetahuan tentang pergaulan hidup manusia atau masyarakat). Ilmu pengetahuan adalah suatu kerangka pengetahuan yang tersusun serta teruji kebenarannya dan diperoleh melalui suatu penelitian ilmiah, bersifat dinamis (dapat berkembang sesuai kemajuan).
Auguste Comte, filosof Perancis disebut “Bapak Sosiologi”, karena dialah yang pertama kali memakai istilah sosiologi dan mengkaji sosiologi secara sistematis sehingga ilmu tsb melepaskan diri dari filsafat dan berdiri sendiri sejak pertengahan abad 19.
Definisi sosiologi menurut para ahli:
a. Selo Soemarjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari 3 struktur sosial dan proses sosial termasuk perubahan sosial.
b. Auguste Comte, sosiolosi adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang bernaluri untuk hidup bersama.
c. Soejono Soekanto, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat dalam keseluruhannya dan hubungan individu dalam masyarakat tadi.
d. J.A.A Van Doorn dan C.J Lammars, sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang stuktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
e. Max Weber, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tindakan-tindakan sosial.
f. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff, sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya berupa organisasi sosial.
g. Hasan Shadily, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antar manusia yang menguasai kehidupan itu.
h. Roucek dan Warren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok.

B. OBJEK SOSIOLOGI
Objek kajian sosiologi yaitu berupa manusia. Sosiologi mempelajari manusia dari aspek sosial masyarakat.
Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala dan proses hubungan antar manusia yang mempengaruhi kesatuan hidup manusia sendiri.
Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada hubungan antar manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat.
Dari objek kajian formal dan material dapat diuraikan sbb:
a. Hubungan timbal balik antara manusia dengan kelompok.
b. Hubungan antara individu dengan kelompok.
c. Hubungan antara kelompok dengan kelompok lain.
d. Sifat dari kelompok sosial yang beraneka macam coraknya.

C. KARAKTERISTIK SOSIOLOGI
Dilihat dari sifat dan hakikatnya, karakteristik sosiologi yaitu:
a. Rumpun ilmu sosial yang berhubungan dengan kemasyarakatan.
b. Ilmu pengetahuan yang kategoris (sosiologi membatasi diri dengan apa yang terjadi, bukan dengan apa seharusnya terjadi).
c. Ilmu murni (pure science), buka ilmu terapan (applied science).
d. Ilmu pengetahuan abstrak (ilmu yang mempelajari pola peristiwa yang terjadi dalam masyarakat).
e. Ilmu pengetahuan rasional yang terkait dengan metode yang digunakan.
f. Ilmu pengetahuan umum, bukan khusus.

D. POKOK PEMBAHASAN SOSIOLOGI
a. Menurut Emile Durkheim yaitu fakta-fakta sosial (fakta sosial adalah pola pikir yang mempengaruhi cara manusia bertindak, berpikir dan merasa).
b. Max Weber → tindakan sosial (tindakan sosial yaitu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku yang lain).
c. Wright Mills → yaitu khayalan sosiologis (untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun apa yang ada dalam diri manusia).
d. Peter L. Berger → yaitu realitas sosial (seorang sosiolog harus bisa mengungkap berbagai tabir dan mengungkap tiap helai tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga).

E. SPESIALISASI SOSIOLOGI
Para sosiolog umumnya mempunyai pendekatan yang berbeda-beda dalam melihat objek sosiologi. Ketertarikan yang berbeda-beda akan menumbuhkan berbagai spesialisasi dan sub-sub ilmu dalam sosiologi:
a. Sosiologi criminal → tentang perilaku manusia yang menyimpang.
b. Sosiologi politik → aspek politik dari kehidupan sosial manusia.
c. Sosiologoi agama
d. Sosiologi kesehatan mental
e. Sosiologi pedesaan, dll.

F. CIRI-CIRI SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
a. Bersifat empires (berdasarkan hasil observasi, tidak spekulatif, menggunakan akal sehat).
b. Bersifat teoritis (berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi).
c. Bersifat komulatif, teorinya dibentuk berdasarkan teori yang telah ada sebelumnya dengan memperbaiki, memperluas dan memperhalus teori lama.
d. Bersifat non-etis, yang dilakukan sosiologi bukan mencari baik buruknya fakta tetapi menjelaskan fakta-fakta tersebut secara analitis dan apa adanya.

G. METODE-METODE SOSIOLOGI
a. Metode statistik (teknik enumerasi) →menunjukkan hubungan/pengaruh kausalitas, memperkecil prasangka pribadi/sepihak.
b. Metode eksperimen →dengan membandingkan antara 2 kelompok di laboratorium dan di lapangan.
c. Metode deduktif dan induktif.
d. Metode studi kasus →meneliti kebenaran peristiwa-peristiwa tertentu.
e. Metode survei lapangan →memperoleh data dari masyarakat secara langsung.
f. Metode partisipasi →mengadakan penelitian mendalam tentang kehidupan kelompok.
g. Metode empires (sesuai kenyataan) dan rasionalistis (dengan penalaran dan logika).
h. Metode fungsionalisme (meneliti kegunaan lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial lainnya).
i. Metode studi pustaka →mengambil data-data dari buku.

H. PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DI EROPA
Sosiologi lahir untuk menemukan rasa keingintahuan tentang keadaan masyarakat di Eropa Barat yang mengalami Revolusi Industri (Inggris) dan Revolusi sosial (Perancis).
Disatu pihak perubahan menjanjikan kelahiran suatu masyarakat yang lebih modern, lebih maju dan lebih sejahtera. Namun dipihak lain kenyataan menunjukkan bahwa kedua Revolusi tersebut justru menimbulkan berbagai kekacauan dan terkikisnya kekraban dalam hubungan antar warga masyarakat.
Dengan demikian, perubahan besar di Eropa Barat menimbulkan kesenjangan diantara das sollen (apa yang seharusnya terjadi) dan das sein (apa yang terjadi).
Bagaimana berbagai sistem interaksi sosial tersebut dapat bertahan di tengah kesenjangan das ssollen dengan das sein? Pertanyaan dasar ini yang diusahakan untuk dijawab oleh para pelopor sosiologi.
Auguste Comte, mencoba memberikan jawaban. Menurutnya, kesenjangan keadaan masyarakat Perancis hanya bersifat sementara. Dalam perjalanannya, masyarakat itu akan mencapai tahap masyarakat yang tertib dan maju.
Herbert Spencer juga mengembangkan gagasan tentang sistem interaksi sosial di Inggris, ia memandang sistem sosial berkembang menuju ke suatu keadaan maju dan tertib.
Tokoh lain yang berpengaruh besar dalam perkembangan sosiologi:
a. Emile Durkheim (1858-1917)
b. Karl Mark (1818-1883)
c. Max Weber (1864-1920)

I. PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DI INDONESIA
Sosiologi baru lahir di Indonesia pada tahun 1950-an, yaitu bersamaan kembalinya beberapa orang Indonesia yang memperdalam Sosiologi di Amerika, Inggris dan Belanda. Diantaranya:
a. Hasan Shadily (sosiologi untuk masyarakat Indonesia)
b. Mayor Polak (sosiologi, pengantar ringkas dan pengantar sosiologi pengetahuan, huku dan politik)
c. Selo Soemardjan (social change’s in Yogyakarta)
d. Soelaiman Soemardi dan Selo Soemardjan (bunga sampai sosiollogi)
Sebelum tahun 1950-an sosiologi hanya dipandang sebagai ilmu bantu dan hanya diajarkan di beberapa PT saja (UGM).
Pada masa sekarang, kedudukan sosiologi telah setara dengan berbagai disiplin ilmu lain. Jurusan sosiologi telah tersebar di berbagai PT antara lain UGM, UI, UNAS, UNAIR IPB, dll.

J. KEGUNAAN SOSIOLOGI DALAM MASYARAKAT
1. Perencanaan sosial →kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan masa depan kehidupan masyarakat secara ilmiah dan bertujuan untuk mengatasi berbagai hambtan.
2. Pembangunan →sosiologi berguna untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan atau pemecahan masalah sosial dengan baik.
3. Untuk penelitian →dengan penelitian dan penyelidikan sosiologis, akan diperoleh suatu perencanaan atau pemecahan sosial dengan baik.
4. Pemecahan masalah sosial →keadaan dan ketidak sesuaian antar unsur sosial yang membahayakan kehidupan masyarakat disebut masalah sosial, misalnya: kemiskinan, kriminalitas, prostitusi, kenakalan remaja, dll.
Peran sosiologi:
a. Sosiologi sebagai ahli riset
b. Sosiologi sebagai konsultan
c. Sosiologi sebagai teknisi
d. Sosiologi sebagai guru atau pendidik

K. REALITAS SOSIAL
Sosiologi membahas pola-pola hubungan yang terjadi dalam masyarakat. Pola-pola hubungan tersebut dapat menciptakan kestabilan, namun dapat pula menimbulkan keadaan yang tidak normal, seperti penyimpangan,dll. Inilah yang disebut sebagai realitas sosial.
a. Masyarakat →sekumpulan manusia dalam wilayah tertentu dan hidup bersama-sama atas dasar norma sosial tertentu dalam waktu cukup lama.
Orang dalam jumlah relatif besar
Ada kerjasam
Berada dalam wilayah dengan batas tertentu
Berlangsung dalam waktu relatif lama.
b. Interaksi sosial →hubungan dan pengaruh timbal balik antar individu, individu dengan kellompok dan antar kelompok.
c. Status sosial →posisi seseorang dalam masyarakat (bersifat statis).
d. Peran sosial →pola tindakan/perilaku orang yang berstatus tertentu (bersifat dinamis).
e. Nilai sosial →sesuatu yang dianggap baik dan benar oleh anggota masyarakat.
f. Norma sosial →wujud konkret dari nilai sosial
g. Lembaga (pranata sosial) →sistem hubungan sosial yanng terorganisasi dengan mewujudkan nilai-nilai dan tata cara umum untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
h. Sosialisasi →proses penyesuaian diri di masyarakat
i. Perilaku menyimpang →perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma
j. Pengendalian sosial →usaha agar masyarakat berperilaku sesuai norma dan nilai yang berlaku (bersifat preventif)
k. Proses sosial →proses interaksi dan komunikasi antar komponen masyarakat
l. Perubahan sosial budaya →perubahan struktur sosial dan budaya akibat ketidak sesuaian unsurnya
m. Kebudayaan →semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia

L. MASALAH SOSIAL
Masalah sosial →suatu ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.
Kriteria masalah sosial:
a. Kriteria umum
b. Sumber masalah sosial
Faktor ekonomi (ex: kemiskinan, pengangguran, bencana alam)
Faktor biologis (ex: penyakit menular, wabah)
Faktor psikologis (ex: penyakit syaraf, bunuh diri, disorganisasi jiwa)
Faktor kebudayaan (ex: pencurian, kenakalan remaja, konflik etnis, konflik agama)
c. Pihak yang menetapkan masalah sosial →tokoh masyarakat, dewan-dewan tertentu, lembaga masyarakat.
d. Masalah sosial nyata: kenakalan remaja,
Masalah sosial laten: korupsi,
e. Perhatian masyarakat (jika ada perbedaan nilai-nilai dalam masyarakat) dan masalah sosial, ex: ketertiban lalu lintas.
Beberapa masalah sosial:
a. Kemiskinan
b. Kejahatan: perilaku yang merugikan pihak lain
c. Disorganisasi keluarga: perceraian
d. Peperangan
e. Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat
 Pelacuran
 Delinkuensi anak anak=kenakalan remaja: perkelahian, kebut-kebutan, mencoret-coret fasillitas umum, meminta-minta uang secara paksa, dll.
 Alkoholisme
 Prostitusi=penjualan anak